Jumat, 25 Maret 2016

TUGAS 1 KOMUNIKASI BISNIS



                            TUGAS 1



                  KOMUNIKASI BISNIS



                      



Disusun Oleh :



Nama :




1. FADILLAH ILHAM ( 53214760 )



2. INTAN PUJI LESTARI (55214381)



3. KACHFI ANUGRAH ( 5D214113 )



4. LITA SRI RAHAYU ( 56214129 )



5. NARYATI ( 57214821 )



6. SALSABILA ( 59214954 )



KELAS: 2DF01




                     
                             BAB I


DASAR KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI BISNIS



1.1 PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS & CAKUPAN KOMUNIKASI



A. Pengertian Komunikasi Bisnis


Pertukaran gagasan, pendapat, informasi dan instruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol - simbol atau sinyal.


B. Pengertian menurut Para Ahli


1. Menurut Rosenbaltt (1982:7)

pengertian komunikasi bisnis menurut beliau ini dikemukakan dalam sebuah pernyataan komunikasi bisnis merupakan pertukaran ide, opini, informasi, instruksi dan sejenisnya, yang disajikan secara personal ataupun nonpersonal melalui simbol atau tanda untuk mencapai tujuan perusahaan.


2. Menurut Katz (1994:4)


Komunikasi Bisnis didefinisikan sebagai adanya pertukaran ide, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersil. Komunikasi bisnis bisa diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam dunia bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis tersebut.


3. Menurut Curtis (1992:6)


Komunikasi bisnis menurut Curtis adalah komunikasi dalam organisasi bisnis yang di tunjukan untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan. Menurutnya semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu bisnis, maka dia semakin bergantung pada keahlian orang lain dalam membuat suatu keputusan dan memecahkan masalah untuk suatu keberhasilan.


C. Cakupan Komunikasi Bisnis

Ruang lingkup komunikasi bisnis dapat diungkapkan sebagai berikut:


1. Komunikasi pada saat penentuan jenis bisnis (inovasi untuk menentukan jenis bisnis).


2. Komunikasi pada saat penentuan lokasi, baik dalam pemenuhan syarat-saratnya maupun prosedur untuk memperoleh izin tempat usaha.

3. Komunikasi pada saat pengadaan prasarana dan sarana yang diperlukan dalam menyelenggarakian bisnis.

4. Komunikasi pada saat pembentukan organisasi dan manajemen yang akan mengelola perusahaan.



Komunikasi pada saat penentuan pengelolaan bisnis yang meliputi berbagai bidang, seperti:


· Komunikasi dalam pengelolaan produksi.


· Komunikasi dalam pengelolaan pemasaran.


· Komunikasi dalam pengelolaan personalia.


· Komunikasi dalam pengelolaan keuangan.


· Komunikasi dalam pengeloaan kantor atau administrasi.


1.2 UNSUR – UNSUR KOMUNIKASI BISNIS


A. Sumber


Merupakan dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dokumen dan sejenisnya.


B. Komunikator



Dalam komunikasi, setiap orang atau kelompok dapat menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses dimana komunikator dapat menjadi komunikan, sebaliknya komunikan dapat menjadi komunikator.


1. Penampilan


Penampilan harus sesuai dengan tatakrama dengan memperhatikan keadaan, waktu, dan tempat. Khusus dalam komunikasi tatap muka, seorang komunikator harus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan komunikan.


2. Penguasaan Masalah


Seseorang yang tampil sebagai komunikator haruslah menguasai masalah yang akan dibahasnya. Apabila tidak maka akan menimbulkan efek ketidakpercayaan dan akan menghambat keefektivasi dari komunikasi itu sendiri. Dalam suatu proses komunikasi timbal-balik, yang lebih menguasai masalah cenderung memenangkan tujuan komunikasi.


3. Penguasaan Bahasa


Komunikator harus menguasai bahasa dengan baik, bahasa ini dapat dimengerti oleh komunikan. Komunikator harus mutlak menguasai istilah-istilah umum yang digunakan oleh lingkungan tertentu atau khusus. Penguasaan bahasa akan sangat membantu menjelaskan pesan-pesan yang ingin kita sampaikan kepada audience itu.



C. Pesan



Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata).
 


Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.




D. Channel atau Saluran


Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan.



E. Komunikasi


Komunikasi merupakan suatu proses, suatu kegiatan. Walaupun kita mungkin membicarakan komunikasi seakan-akan ini merupakan suatu yang statis, yang diam, komunikasi tidak pernah seperti itu. Segala hal dalam komunikasi selalu berubah —kita, orang yang kita ajak berkomunikasi, dan lingkungan kita.


Komunikasi dapat digolonhkan menjadi 3 jenis yaitu:


1.KomunikasiPersonal
(Komunikasi yang ditujukan kepada satu orang saja(tunggal)).
2. Komunikasi Kelompok
(Komunikasi yang ditujukan kepada kelompok tertentu).
3. Komunikasi Massa
(Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa).


F. Efek


Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi.


Efek dapat dilihat dari berbagai opinion meliputi :


1. Personal Opinion]


2. Public Opinion


3. Majority Opinion




G. Faktor yang Diperhatikan dalam Proses Komunikasi

Komunikasi yang efektif harus dilaksanakan dengan empat tahap yaitu :

• Pengumpulan Fakta
Mengumpulkan data dan fakta sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi.

• Perencanaan
Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan dibicarakan dan bagaimana mengemukakannya.

• Komunikasi
Setelah perencanaan disusun maka tahap selanjutnya adalah berkomunikasi.

• Evaluasi
Penilaian dan analisa diperlukan untuk melihat bagaimana hasil dari komunikasi tersebut


1.3 BENTUK DASAR KOMUNIKASI

Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam praktek dunia bisnis maupun nonbisnis yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Masing-masing bentuk komunikasi tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

1. Komunikasi Verbal (Verbal Communications)

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) maupun lisan (oral). Dalam kehidupan sehari-hari seperti Anda mengirim surat atau telepon kepada orang tua Anda, teman Anda, pacar Anda, Anda berbincang-bincang atau ngobrol dengan teman Anda, Anda ngerumpi dengan tangga sebelah, Anda membaca puisi di depan kelas, Anda mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar, Anda membaca surat kabar, majalah, jurnal, Anda mendengarkan radio, menyaksikan dan mendengarkan acara televisi dan sejenisnya merupakan contoh bentuk-bentuk komunikasi verbal.


Dalam dunia bisnis, beberapa contoh komunikasi verbal antara lain penyampaian pesan melalui surat, memo, teknologi komunikasi modern, rapat pimpinan, briefing kepada karyawan, wawancara kerja, dan presentasi. Penyampaian pesan lewat tulisan maupun lisan tentu memiliki suatu harapan bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang akan dikatakan.


2. Komunikasi Nonverbal

Bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis adalah komunikasi nonverbal. Menurut teori antropology sebelum manusia menggunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahas a isyarat (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku yang ditunjukkan dengan komunikasi nonverbal:

\
a. Seseorang yang sedang tersenyum dan melakukan jabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang, simpati dan penghormatan.


b. Pernahkah Anda memperhatikan seseorang yang "grogi" (nervous) saat berpidato di depan umum? Coba simak dengan baik, bagaimana gerak tangan dan kakinya? Bukankah tangan dan kakinya bergerak atau bergetar secara tak teratur, bagaikan seseorang yang sedang kedinginan


c. Seseorang yang menggelengkan kepala untuk menunjukkan suatu sikap menolak atau ketidaksetujuan terhadap sesuatu.

Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi verbal dalam hal penyampaian suatu pesan yaitu secara spontan. Pada umumnya, sebelum menyampaikan sesuatu, seseorang sudah memiliki suatu rencana tentang apa yang ingin dikatakan. Misalnya, ketika seseorang mengatakan "Tolong, bukakan pintu itu," maka pada saat itu seseorang dengan sadar telah mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Tetapi, ketika seseorang berkomunikasi secara nonverbal, ia seringkali melakukan sesuatu secara tidak sadar.


1.4 BISNIS DALAM PANDANGAN KOMUNIKASI

Dalam konsep dan azas komunikasi modern yang lebih menekankan pada kebutuhan komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam proses komunikasi, hal ini lebih pentinga dari fungsi pesan dan tujuan dari komunikator, ini disebabkan oleh prinsip – prinsip yang lebih modern yang lebih mempertimbangkan dan memperhitungkan pada peluang dari pada produksinya.

Walaupun konsep permintaan berkaitan dengan konsep permintaan (Anda dapat mempelajari ekonomi mikro), tetapi dalam kenyataan di pasar tidak secara otomatis jika pada saat kelebihan barang dan jasa secara langsung akan membuat pasar menjadi jenuh atau sebaliknya dengan kelangkaan barang dan jasa akan menyebabkan timbulnya suatu peluang pasar, mengapa demikian, hal ini disebabkan oleh :


1. Secara realita psikologis suatu kebutuhan dapat diciptakan.


Kebutuhan akan barang secara individual, dalam kontek ini peluang pasar dapat di buat dengan mekanisme komunikasi secara berkesinambungan dengan membentuk nilai – nilai social, preferensi dan fungsi.

2. Peluang pasar ditentukan oleh citra, kebutuhan dan perilaku konsumen tentang barang dan jasa. Jika suatu produk dapat menyakinkan konsumen dalam hal kredibilitas, memiliki fungsi, ada jaminan keamanan dan memiliki keunggulan lain, maka peluang pasar akan terbentuk.

Secara umum selalu timbul permasalahan dimana konsumen – pasar tidak mengetahui informasi dan keberadaa barang dan jasa di pasar, yang disebabkan umumnya kurang baik dan kurang memadai dalam menjalankan strategi komunikasi. Hal ini harus dikembangkan strategi komunikasi yang baik dan efektif ke pasar, yaitu dengan menjalankan promosi, seperti :

a. Kegiatan hubungan antar manusia


b. Kegiatan hubungan masyarakat


c. Kegiatan advertensi atau iklan


d. Kegiatan promosi melalui media elektronik


e. Kegiatan promosi dan penjualan melalui media internet


f. Mengembangkan system informasi perusahaan


g. Mengembangkan keahlian komunikator dalam bisnis


                         
                             BAB II


            Peranan Komunikasi Dalam Bisnis




2.1 Tujuan dari komunikasi bisnis

1.Informating (menginformasikan)


Dalam hal ini memberikan informasi yang berkaitan dengan dunia bisnis bagi pihak lain, misalnya seorang pemimpin perusahaan ingin mendapatkan pegawai atau karyawan yang diharapkan maka ia memasang iklan melalui media masa menggunakan web situs atau media sosial via internet


2.Persuading (melakukan persuasi)


Melakukan atau memberikan atau persuasi kepada pihak lain agar yang disampaikan dapat dipahami dengan baik dan benar, hal ini sering dilakukan terutama yang berhubungan dengan penegasan konfirmasi pesanan pelanggan atau negosiasi agar masing masing pihak mendapat manfaat secara tanpa ada yang dirugikan.


3.Collaborating (berkolaborasi)


Melakukan kolaborasi atau kerja sama bisnis dengan orang lain.dengan terciptanya jalinan komunikasi bisnis tersebut, kerja sama bisnis dapat dengan mudah dilakukan.


2.2 Umpan balik & bentuknya

A. Pengertian umpan balik

Dalam setiap kegiatan komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat orang lain yang merupakan juga suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial. Pada peristiwa lain, seorang pimpinan menegur anak buahnya karena berbuat kesalahan sehingga anak buah tersebut menyesali perbuatannya.

Pengarahan dan teguran tersebut disamakan dengan pesan (message), Sedangkan tepukan tangan dinamakan umpan balik. Antara umpan balik dan pesan terdapat hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan (message) itu dapat berbentuk bermacam-macam seperti pidato, pengarahan, intruksi, tugas, perintah, analisis, dll.


Pesan dapat juga berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar dan bahkan demonstrasi atau penghargaan. Sebagaimana pesan maka umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan, dsb.

Umpan balik yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu antara lain :

1.Umpan balik hendaknya bersifat hasil oriented bukan person oriented. Dalam hal ini maka yang diutamakan bukan orangnya tetapi kerjanya.


2. Umpan balik hendaknya jujur,umpan balik yang tidak jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain.


3. Umpan balik hendaklah tentang sesuatu yang khusus dan jelas buka sesuatu secara umum dan kabur.


4. Umpan balik hendaklah mengenai sesuatu dimana orang yang bersangkutan dapat berbuat apa-apa. Umpan balik tentang sesuatu di mana orang yang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa adalah umpan balik yang tidak berguna dan malah bisa menimbulkan perasaan mendongkol dan umpan balik hendaklah jangan bersifat penilaian.


5. Umpan balik hendaknya memperhatikan timing, tidak ada patokan tentang waktu.



B. Bentuk- Bentuk Umpan Balik


1. External Feedback
Umpan balik yang baik diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.

2. Internal Feedback
Umpan balik yang diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu sendiri atau dari komunikator itu sendri.

3. Direct Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.

4. Indirect Feedback atau Delaiged FeedbackDalam bentuk surat kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan waktu.

5. Inferential Feedback
Umpan balik yang diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri ioleh komunikator meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang disampaikan.

6. Zero Feedback
Artinya bahwa komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.

7. Neutral FeedbackUmpan balik yang netral berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan dengan pesan yang disampaikan semula.

8. Positive Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif, misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.

9. Negative Feedback
Komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.


C. Kesalahpahaman dalam komunikasi

Munculnya kesalahpahaman komunikasi dalam suatu pidato,ada kecenderungn beberapa pesan tidak dapat di mengerti oleh penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor – faktor penghambat komunikasi tersebut mencakup antara lain masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan,penerima pesan dan penafsiran pesan.


1. Masalah dalam mengembangkan pesan


2. Masalah dalam menyampaikan pesan


3. Masalah dalam menerima pesan


4. Masalah dalam penafsiran pesan


D. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi

Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan antara lain: presepsi, ketetapan, kreadibilitas, pengendalian, dan kecocokan atau keserasian.

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:

1. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati


2. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi


3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan


E. Keberhasilan komunikasi bisnis

Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan di tentukan oleh kesamaan pemahaman antara orang yang terlibat dalam suatu kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kesamaan pesan, kejelasan pesan dan situasi(tempat dan waktu) komunikasi.

Hasil studi tentang perilaku bisnis dikalangan eksekutif menunjukan fakta bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok diantara berbagai faktor personal yang diperlukan untuk mempromosikan manajemen organisasi atau mengatasi konflik manajemen.



                              BAB III



KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI


3.1 Pola Komunikasi Bisnis

Secara umum pola kumunikasi dibedakan menjadi 2 saluran), yaitu :


A. Saluran Komunikasi Formal


Dalam struktur organisasi, garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi dari manajer kepada bawahan, pola transformasi informasinya dapat berbentuk 3 pola yaitu:


1. Komunikasi dari atas ke bawah


Komunikasi dari atas ke bawah (top-down)merupakan jalur komunikasi yang berasal dari atas (manajer) ke bawah (karyawan) merupakan penyampaian pesan yang dapat berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Menurut Katz dan Kahn, komunikasi ke bawah mempunyai 5 tujuan pokok yaitu:


o Memberikan pengarahan atau instruksi kerja tertentu,


o Memberikan informasi kenapa pekerjaan itu harus dilaksanakan,


o Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,


o Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada para karyawan,


o Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.


2. Komunikasi dari bawah ke atas


Atau disebut buttom-up communicatin berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Pesan mula-mula berasal dari para karyawan yang selanjutnya disampaikan ke jalur yang lebih tinggi.


3. Komunikasi Horizontal


Atau horizontal communication atau sering disebut komunikasi lateral (lateral communication) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar atau sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sejajar.


4. Komunikasi Diagonal


Atau diagonal communication melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level) organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi formal antara manager pemasaran dengan bagian pabrik, antara manager produksi dengan bagian promosi, antara manager produksi dengan bagian akuntansi dan lain sebagainya.


B. Saluran Komunikasi Informal


Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi, tanpa mempedulikan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan atau jabatan, dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru di dengar, keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, dan sinetron tv, dan kadang kala mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada dalam organisasinya.


3.2 Mengelola Komunikasi Bisnis

Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola komunikasi, yaitu :


A. Penanganan pesan-pesan yang bersifat rutin

Untuk dapat memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya, seorang manajer perlu memperhatikan hal berikut ini:


1. Mengurangi jumlah pesan


2. Instruksi yang jelas


3. Mendelegasikan tanggung jawab


4. Melatih petugas


B. Penanganan Krisis Komunikasi

Cara penanganan krisis di suatu perusahaan tentu berbeda dengan perusahaan lain. Namun, munculnya krisis dalam suatu perusahaan dapat mempunyai pengaruh terhadap masa depan produk maupun reputasi perusahaan bersangkutan.


Dalam kaitannya dengan krisis komunikasi tersebut, ada 2 falsafah dalam komunikasi yaitu:


1. Bersikap diam, tidak mengatakan sesuatu, atau


2. Katakan apa yang terjadi dan segera

Namun, beberapa ahli hubungan masyarakat (public relation) menyarankan agar perusahaan menangkis rumor yang beredar dalam masyarakat dengan cara menjelaskan dengan cara apa yang menjadi masalahnya secara terbuka tanpa ditutup-tutupi kepada public (masyarakat umum) dan karyawan-karyawannya.

Dalam situasi krisis ekonomi, ada beberapa hal yang dapat dilakukan seperti :

1. Siapkan tim yang terampil atau cekatan dalam penanganan krisis

2. Usahakan agar manajemen puncak segera bertindak pada saat krisis terjadi

3. Ciptakan sebuah pusat informasi sebagai representasi perusahaan yang dilengkapi dengan berbagai peralatan elektronik komunikasi

4. Ceritakan suatu kejadian secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang salah segera mohon maaf

5. Tunjukkan keseriusahan perusahaan, bukan saja dalam pernyataan tetapi dalam wujud nyata.

3.3 Masalah komunikasi dalam organisasi

Organisasi telah mengalami perubahan yang sangat besar dalam dekade terakhir atau dua. Mereka jauh lebih besar dan lebih kompleks sekarang daripada yang pernah dibayangkan pada awal negeri ini. Oleh karena itu, mereka lebih rentan terhadap kemacetan komunikasi daripada banyak pendahulu mereka yang lebih kecil. Sifat, dinamika dan fungsi organisasi merupakan hambatan penting untuk komunikasi yang efektif. Mengingat pertemuan komunikasi organisasi, atau setiap penghalang yang dikenal dapat berkontribusi terhadap kegagalan. Musuh contoh, kondisi berikut merupakan masalah komunikasi umum yang memegang organisasi pada tingkat rendah efektivitas .

A. Tingkatan Organisasi

Setiap kali satu orang memiliki posisi yang lebih tinggi dalam hirarki organisasi dari orang lain. Ada masalah potensial dalam kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Seringkali prioritas ditetapkan sesuai dengan orang yang meminta layanan daripada yang paling membutuhkan: itu juga menyangkut kurangnya pengetahuan tentang siapa melakukan apa di departemen. masalah khusus lainnya adalah jarak fisik antara anggota organisasi, spesialisasi fungsi-fungsi dan kepemilikan informasi.


B. Hubungan Status

Salah satu hambatan mendasar untuk komunikasi organisasi adalah hubungan status dalam setiap organisasi. Status datang dalam berbagai bentuk dalam sebuah organisasi (misalnya ukuran kantor, karpet, perabotan kantor, alat tulis, sekretaris pribadi, mobil, tempat parkir, gaji atau fungsi pekerjaan). Apapun bentuknya, status mengganggu komunikasi yang efektif antara orangorang pada tingkat yang berbeda. Status hubungan “atasan”,“bawahan”. Misalnya menghambat aliran bebas informasi dalam organisasi.

Masalah komunikasi akibat perbedaan status hubungan dapat hasil dari konsep “keseluruhan”; satu orang mengasumsikan tahu itu semua sikap dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Manajemen harus dalam situasi semacam ini mencoba untuk menanamkan sikap objektivitas dalam masing-masing anggota, menunjukkan keuntungan mengendalikan ego atau menyimpannya di belakang dan menunjukkan bagaimana kompromi antara ego bersaing kadangkadang yang terbaik untuk masing-masing individu maupun bagi organisasi. Perbedaan status harus ditekankan kembali atau komunikasi yang efektif tidak dapat terjadi.

Meskipun fakta hubungan status diberikan dalam organisasi apapun, suasana persetujuan komunikatif dapat dikembangkan sehingga pesan tidak dalam persaingan konstan ke atas dan ke bawah. Masalah organisasi lain yang harus ditangani terkait dengan kurangnya pengetahuan tentang siapa melakukan apa di departemen.


C. Kurangnya pemahaman organisasi

Dalam perkembangannya, organisasi dinamis dalam promosi dan transfer personil kadang-kadang sering terjadi, berkontribusi terhadap kesalahpahaman anggota organisasi atau tidak memahami tanggung jawab, kebutuhan, dan permasalahan divisi yang terpisah dalam struktur bisnis.

D. Jarak fisik antara anggota

Semakin banyak link yang ada dalam rantai komunikasi dan lebih jauh adalah penerima dari pengirim. Semakin sulit akan untuk sukses pesan. Dengan demikian kedekatan dapat memfasilitasi dan menghambat jarak informatif dan tepat waktu komunikasi. Kesalahan mungkin terletak pada struktur dan prosedur organisasi konvensional, sehingga membutuhkan studi mendalam tentang praktik saat ini. Salah satu cara yang mungkin untuk memperbaiki kesalahan bagi kurangnya keberhasilan pesan akan mengurangi jarak fisik antara anggota organisasi, yaitu, mempersingkat jumlah link pesan yang harus dilalui untuk mencapai tujuannya. masalah jarak fisik adalah salah satu alasan untuk ”jembatan” komunikasi horizontal.
Ini dapat menimbulkan spesialisasi pekerjaan. yang juga senyawa kebutuhan untuk memahami komunikasi antar berbagai tingkatan.


E. Spesialisasi tugas

Dengan meningkat penekanan akhir-akhir ini pada spesialisasi pekerjaan, tidak sulit untuk melihat bagaimana seseorang dianggap sebagai ahli di daerah tertentu mungkin sulit berkomunikasi dengan baik dengan ahli lain di daerah yang sama sekali tidak berhubungan. Sebagai contoh, ketika seseorang melakukan tugas X dan orang lain melakukan tugas Y, mereka mungkin memiliki lebih sedikit hal untuk dikomunikasikan daripada jika mereka berdua melakukan tugas yang sama.


F. Kepemilikan Informasi


Di mana pun nilai yang lebih besar ditempatkan pada prestasi dengan posisi atau pengetahuan daripada prestasi dengan kerja sama, akan muncul menjadi kekuatan yang diperoleh “pemilik” informasi penting. (Misalnya untuk memiliki informasi adalah untuk memiliki kekuatan). jika manajemen menentukan bahwa salah satu bidang organisasi tampaknya terjebak dalam kepemilikan pesan, mungkin perlu untuk melakukan pekerjaan pembinaan tentang perlunya upaya tim. Manajemen juga mungkin perlu menanamkan kebanggaan dalam kerja kelompok dan menunjukkan kebutuhan untuk pemenuhan dengan kerjasama dengan anggota organisasi lainnya.
Apakah kepemilikan informasi menjadi penghalang mungkin tergantung pada intensitas aspirasi orang-orang yang terlibat dan pada mode prestasi mereka.Seperti hampir selalu, manajemen harus memberi contoh.


G. Kesalahan Dalam Mentransmisi Informasi

Penghalang besar lain antara orang-orang yang dipisahkan oleh beberapa organisasi atau tingkat adalah perubahan pesan melewati karena perjalanan sepanjang hirarki.


Kesalahan mentransmisi informasi dapat terjadi karena penggunaan ceroboh dari kata-kata, ketergantungan pada kata-kata yang salah untuk menyampaikan makna atau kekurangan pengirim penerima. Sebuah ilustrasi sederhana transmisi yang rusak mengamati apa yang terjadi ketika orginator pesan dan penerima pesan yang dipisahkan oleh beberapa individu yang harus menyampaikan informasi. Proses ini dikenal sebagai “komunikasi serial” karena A mengkomunikasikan pesan ke B, yang kemudian mengirimkan pesan itu ke C, yang menyampaikannya ke D dan lain-lain, sampai penerima akhir memiliki informasi tersebut.
Terlepas dari arah dimana pesan dapat mengalir, hal ini sangat rentan terhadap penyimpangan dan gangguan. Pesan jarang keluar cara masuk ke saluran karena ide, sikap dan keyakinan mereka mengirim dan menerima pesan. Dengan demikian, manajemen harus mengasumsikan bahwa pesan mereka, ketika dikirim melalui beberapa link dalam rantai hierarkis, akan terdistorsi.


H. Blinderedness (tutup mata)

Blinderedness diciptakan oleh william V haney dan menjelaskan apa yang terjadi ketika seseorang, hanya sebagai penutup mata kuda memakai, dapat melihat hanya lurus ke depan. Manajer yang tampaknya memakai penutup mata dicegah dari melihat lebih dari satu cara untuk melakukan sesuatu.


Cara untuk menghindari penutup mata adalah mengingat selalu ada alternatif tindakan yang dapat diambil untuk hampir setiap rencana. Penutup mata pada dasarnya adalah kebiasaan yang kaku terhadap pemikiran dan perasaan dan pencegah terhadap pencapaian tujuan melalui proses komunikasi. Setiap manajer mulai merasa hanya ada satu cara untuk melakukan sesuatu, mereka harus mulai mencari cara lain untuk segera. Setelah semua, “masih ada banyak cara untuk mencapai tujuan”


I. Defensif / pembelaan diri

Penghalang terakhir yang harus dipertimbangkan dalam bab ini adalah pembelaan diri, ketidakamanan anggota organisasi yang cenderung mendistorsi pertanyaan ke tuduhan dan balasan menjadi pembenaran. Defensif adalah tindakan melindungi pandangan sendiri dan mungkin merupaakan keadaan agak emosional pikiran.

Ada beberapa penyebab defensif. Salah satu penyebab adalah citra diri kita sendiri. Itu trauma untuk memiliki citra diri Anda sendiri ditantang untuk berdiri risiko kehilangan kemampuan untuk memprediksi, kontrol dan tahu diri sendiri. Bahkan rasa takut untuk perubahan adalah dasar defensif. Jika Anda perseptor ancaman, baik persepsi dan perilaku berikutnya akan terpengaruh.


Penyebab lain dari pertahanan diri adalah ketidak mampuan kebanyakan orang untuk mentolerir perbedaan lainnya. Kita tidak hanya tak boleh mentolerir perbedaan dalam hal objektivitas, tapi kita tidak bisa menerima perbedaan mengenai masalah-masalah subjektivitas jika kita tidak sadarmemperlakukan mereka sebagai hal objektivitas.

Meskipun sikap defensif adalah lebih besar pada beberapa orang dari pada orang lain. Ini tidak mempengaruhi perilaku orang yang terlibat dalam pertemuan komunikatif. Dengan demikian, dapat memiliki siklus mengabadikan diri sangat merusak. Misalnya :

Orang yang berperilaku membela diri, meskipun ia juga memberikan perhatian pada tugas bersama mencurahkan porsi yang cukup energi untuk membela diri.



                           CONTOH KASUS



1. Contoh Kasus Hak Pekerja


Konflik buruh dengan PT Megariamas

Sekitar 500 buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Garmen Tekstil dan Sepatu-Gabungan Serikat Buruh Independen (SBGTS-GSBI) PT Megariamas Sentosa, Selasa (23/9) siang ‘menyerbu’ Kantor Sudin Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans) Jakarta Utara di Jl Plumpang Raya, Kelurahan Semper Timur, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Mereka menuntut pemerintah mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempekerjakan mereka karena mangkir memberikan tunjangan hari raya (THR).

Ratusan buruh PT Megariamas Sentosa yang berlokasi di Jl Jembatan III Ruko 36 Q, Pluit, Penjaringan, Jakut, datang sekitar pukuk 12.00 WIB. Sebelum ditemui Kasudin Nakertrans Jakut, mereka menggelar orasi yang diwarnai aneka macam poster yang mengecam usaha perusahaan menahan THR mereka.

Padahal THR merupakan kewajiban perusahaan sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4/1994 tentang THR. “Kami menuntut hak kami untuk mendapatkan THR sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan jangan dikarenakan ada konflik internal kami tidak mendapatkan THR, karena setahu kami perusahaan garmen tersebut tidak merugi, bahkan sebaliknya. Jadi kami minta pihak Sudin Nakertrans Jakut bisa memfasilitasi kami,” jelas Abidin, koordinator unjuk rasa ketika berorasi di tengah-tengah rekannya yang didominasi kaum perempuan itu, Selasa (23/9) di depan kantor Sudin Nakertrans Jakut. Sekedar diketahui ratusan buruh perusahaan garmen dengan memproduksi pakaian dalam merek Sorella, Pieree Cardine, Felahcy, dan Young Heart untuk ekspor itu telah berdiri sejak 1989 ini mempekerjakan sekitar 800 karyawan yang mayoritas perempuan.



Demonstrasi ke Kantor Nakertrans bukan yang pertama, sebelumnya ratusan buruh ini juga mengadukan nasibnya karena perusahan bertindak sewenang-wenang pada karyawan. Bahkan ada beberapa buruh yang diberhentikan pihak perusahaan karena dinilai terlalu vokal. Akibatnya, kasus konflik antar buruh dan manajemen dilanjutkan ke Pengadilan Hubungan Industrial. Karena itu, pihak manajemen mengancam tidak akan memberikan THR kepada pekerjanya.



Mengetahui hal tersebut, ratusan buruh PT Megariamas Sentosa mengadu ke kantor Sudin Nakertrans Jakut. Setelah dua jam menggelar orasi di depan halaman Sudin Nakertrans Jakut, bahkan hendak memaksa masuk ke dalam kantor. Akhirnya perwakilan buruh diterima oleh Kasudin Nakertrans, Saut Tambunan di ruang rapat kantornya. Dalam peryataannya di depan para pendemo, Sahut Tambunan berjanji akan menampung aspirasi para pengunjuk rasa dan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut. "Pasti kami akan bantu, dan kami siap untuk menjadi fasilitator untuk menyelesaikan masalah ini," tutur Sahut.



Selain itu, Sahut juga akan memanggil pengusaha agar mau memberikan THR karena itu sudah kewajiban. “Kalau memang perusahaan tersebut mengaku merugi, pihak manajemen wajib melaporkan ke pemerintah dengan bukti konkret,” kata Saut Tambunan kepada beritajakarta.com usai menggelar pertemuan dengan para perwakilan demonstrasi.



Sesuai peraturan, karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun berhak menerima THR. Sementara bagi karyawan dengan masa kerja di bawah satu tahun di atas tiga bulan, THR-nya akan diberikan secara proporsional atau diberikan sebesar 3/12X1 bulan gaji. Karyawan yang baru bekerja di bawah tiga bulan bisa daja dapat tergantung dari kebijakan perusahaan.



Saut menambahkan, sejauh ini sudah ada empat perusahaan yang didemo karena mangkir membayar THR. “Sesuai dengan peraturan H-7 seluruh perusahaan sudah harus membayar THR kepada karyawannya. Karena itu, kami upayakan memfasilitasi. Untuk kasus karyawan PT Megariamas Sentosa memang sedang ada sedikit permasalahan sehingga manajemen sengaja menahan THR mereka. Namun, sebenarnya itu tidak boleh dan besok kami upayakan memfasilitasi ke manajemen perusahaan.



Lebih lanjut dikatakannya, untuk kawasan Jakarta Utara tercatat ada sekitar 3000 badan usaha atau perusahaan di sektor formal. Untuk melakukan monitoring, pihaknya menugaskan 15 personel pengawas dan 10 personel mediator untuk menangani berbagai kasus seperti kecelakaan kerja, pemutusan hubungan kerja, tuntutan upah maupun upah normatif dan THR. “Kami masih kekurangan personel, idealnya ada 150 personel pengawas dan 100 personel mediator,” tandas Saut Tambunan.


Tanggapan Kasus

Dalam kasus ini, kita tidak dapat menyalahkan atau menuntut kedua belah pihak untuk memberikan apa yang pihak lain inginkan. Baik buruh maupun perusahaan mengalami kerugian karena konflik ini. Pihak buruh tidak salah, karena memang menuntut haknya. Dan pihak perusahaan juga pasti memiliki alasan yang kuat untuk tidak memberikan uang Tunjangan Hari Raya (THR). Mungkin menurut para buruh perusahaan memiliki keuntungan yang besar namun bisa jadi ada masalah internal dalam manajemen yang sedang terjadi dan hal tersebut menjadi rahasia orang-orang di manajemen atas.


Konflik Buruh Dengan PT Megariamas terjadi akibat kurangnya komunikasi internal yang baik antara perusahaan dan buruh. Komunikasidalam menjalankan suatu bisnis adalah hal yang sangat penting demi menjaga kelangsungan bisnis yang dijalani, mengapa ? Komunikasi adalah kunci yang dapat membangun tim yang kuat dan mendorong bisnis terhadap kinerja yang lebih baik.


Konflik ini membuat terjadinya ketegangan diametris hubungan atasan dengan bawahan yang menjadi bentuk akibat penyimpangan etika bisnis internal perusahaan. Hal ini terjadi mungkin karena ketimpangan dalam proses penilaian kinerja, standar penilaian, dan perbedaan persepsi atasan-bawahan tentang hasil penilaian kinerja.


Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business value). Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi.


Saran dari Permasalahan

Seharusnya perusahaan lebih menjalin komunikasi yang baik pada buruh dan buruh juga harus mencari tahu lebih pasti alasan mengapa perusahaan tidak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR). Perwakilan dari buruh dan manajemen harus berkomunikasi untuk membahas tentang hak dan kepentingan masing-masing demi menghindarkan konflik yang membuat kedua belah pihak saling dirugikan.


Dengan menghilangkan rasa takut dan menanamkan kepercayaan buruh melalui komunikasi langsung dan teratur, banyak kesalahpahaman dan miskomunikasi yang akan dapat diselesaikan secara damai. Hal ini membuat lebih mudah bagi perusahaan untuk meminimalkan sengketa yang tidak perlu dan membebaskan pikiran para buruh untuk lebih fokus pada tugas

Jika komunikasi telah berlangsung dengan baik antara buruh dan perusahaan, maka antara perusahaan dan dan buruh akan terjalin keterikatan seperti sinbiosis mutualisme.


2. Contoh Kasus Komunikasi Bisnis


Bapak A mengawali usahanya sebagai penjual bakso keliling. Setiap pagi-pagi sekali dia selalu pergi ke pasar membeli bahan untuk membuat bakso.Sepulang dari pasar, Bapak A dibantu istri dan anaknya menyiapkan segala keperluan untuk membuat bakso. Sejak awal berjualan, Bapak A selalu memilih bahan-bahan yang terbaik untuk menjaga kualitas bakso jualannya. Setelah bakso dan uba rampenya siap, sekitar jam 4 sore Bapak A mulai menjajakan baksonya dengan menggunkan gerobak. Ada sekitar 8 kampung yang didatangi Bapak A untuk berjualan bakso bahkan disaat hujan sekalipun tidak menyurutkan semangat Bapak A untuk tetap menjajakan baksonya. Bila sedang ramai, jam 9 malam Bapak A sudah bisa kembali ke rumah. Namun saat sedang sepi, sampai tengah malam baru kembali ke rumah. Itupun masih dengan dagangan yang masih tersisa. Berbagai pengalaman pahit maupun manis pernah dialami Bapak A. Mulai dari dagangan yang diborong orang mabuk tanpa dibayar, dirampas uang hasil penjualan baksonya, sampai ditabrak metromini. Namun Bapak A tetap bersemangat berjualan bakso.


Lambat laun jumlah pelanggan bakso Bapak A mulai banyak. Bapak A yang sudah menyisihkan sebagian uang dari sebagian keuntungan penjualan baksonya sejak 10 tahun yang lalu akhirnya punya uang untuk menyewa sebuah ruko kecil di pasar kecamatan. Langkah cerdas yang dilakukan Bapak A seminggu menjelang kepindahanya di tempat jualan yang menetap, dia membagikan brosur kecil kepada para pelanggannya yang berisi informasi mengenai dimana dia akan berjualan secara menetap. Hal ini akan memudahkan para pelanggan untuk menemukan dimana Bapak A berjualan.

Ternyata keputusan untuk berjualan secara menetap di pasar kecamatan merupakan keputusan yang tepat. Kurang dari setahun usaha jualan bakso Bapak A berkembang dengan pesat dan mampu membeli ruko yang selama ini disewa untuk tempat berjualan bahkan Bapak A juga membeli 3 ruko disamping ruko yang ditempati sekarang. Sampai akhirnya tepat setahun setelah berjualan secara menetap, Bapak A juga bisa membuka 3 cabang warung baksonya di ibukota kabupaten. Sejak saat itu, usaha jualan bakso Bapak A terus berkembang hingga sampai saat ini telah mempunyai cabang sebanyak 50 warung bakso yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sampai akhirnya saat ini bisnis jualan bakso telah dilakukan secara franchise mengingat banyaknya permintaan untuk membuka cabang di beberapa kota lainnya. Dengan mengembangkan usaha secara franchise, secara otomatis Bapak A harus mensuplai kebutuhan bakso pada setiap cabang.


Hal inilah yang mendorong Bapak A untuk mendirikan usaha pembuatan bakso. Bila semula produksi baksonya hanya untuk mencukupi kebutuhan cabang, lambat laun hasil produksi baksonya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri namun juga telah mampu menghiasi rak-rak di beberapa supermarket besar tingkat nasional

Berawal dari berjualan bakso secara keliling yang kemudian meningkat menjadi berjualan menetap di sebuah ruko sampai akhirnya memiliki perusahaan yang memproduksi bakso telah mengantarkan kisah sukses Bapak A untuk menjadi salah satu pengusaha yang berhasil di Indonesia. Berkat ketekunan, kejujuran, keuletan, serta jiwa pantang menyerah telah membuktikan bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin diraih apabila kita mau berusaha.




               
                           DAFTAR PUSTAKA



http://www.peribahasaindonesia.com/bentuk-bentuk-dasar-komunikasi/


http://ramahriza.blogspot.co.id/2013/06/32unsur-unsur-komunikasi-bisnis.html


http://ula-silvi.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-komunikasi-bisnis.html


http://idesideas2.blogspot.co.id/2015/04/tugas-1-komunikasi-bisnis.html


http://riantisukmaayu.blogspot.com/2014/01/contoh-kasus.html#!/2014/01/contoh-kasus.html


http://muktikomunikasi.blogspot.co.id/2014/06/hambatan-komunikasi-organisasi.html


http://astrianjanyrayki.blogspot.com/2014/03/makalah-komunikasi-bisnis-komunikasi.html


http://comunitaseconomic.blogspot.com/2012/10/komunikasi-bisnis_6.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar